Notifikasi

Loading…

Sejarah
Untuk apa beragama jika tidak membuat manusia menjadi lebih baik?

Untuk apa beragama jika tidak membuat manusia menjadi lebih baik?

Untuk apa beragama jika tidak membuat manusia menjadi lebih baik? Raja Asoka pernah berkata: Seseorang seharusnya tidak hanya menghormati agamanya sendiri dan menyalahkan agama-agama orang lain, melainkan ia harus menghormati agama-agama orang lain karena berbagai alasan. Dengan berlaku demikian, seseorang telah membantu perkembangan agamanya sendiri dan juga memberikan pelayanan kepada agama-agama orang lain.  Bila bertindak sebaliknya, ia menggali lubang kubur bagi…
Penemuan Arca Kepala Garuda di Situs Sumberbeji Kesamben ngoro jombang

Penemuan Arca Kepala Garuda di Situs Sumberbeji Kesamben ngoro jombang

Arkeolog Temukan Empat Jaladwara dan Arca Kepala Garuda di Situs Sumberbeji Balai Pelestarian Cagar Dan Budaya (BPCB) Jawa Timur, menemukan 4 arca Jaladwara dan satu arca Kepala Garuda dalam kegiatan eskavasi di situs pertirtaan Sumberbeji, Dusun Sumberbeji Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Jombang, Senin (16/9).  Dari seluruh benda yang ditemukan, BPCB menduga situs tersebut merupakan situs kelas para raja. Empat jaladwara dan arca kepala garuda yang ditemukan BPCB berada di …
Makna Sugihan Jawa dan Sugihan Bali Sebelum Galungan Tiba

Makna Sugihan Jawa dan Sugihan Bali Sebelum Galungan Tiba

Sebelum menyambut Hari Raya Galungan dan Kuningan dalam Agama Hindu khususnya di Bali, biasanya terdapat rententetan upacara. Yang dimulai dengan hari Raya Tumpek Wariga dan selanjutnya menjelang seminggu sebelum Galungan, dikenal dengan sugihan. Mengenai tentang Hari Raya Sugihan masih terdapat hal yang menjadi pertanyaan dalam masyarakat Bali Hindu, tidak sedikit juga yang berpendapat jika merayakan hari raya sugihan jawa artinya merupakan keturunan dari Majapahit (Jawa) dan Sugi…
Babad Wangsa Dewa Karang Suwung Kelod

Babad Wangsa Dewa Karang Suwung Kelod

BABAD WANGSA DEWA KARANG SUWUNG KELOD Om awignamastu Namo sidham, Sugra pengampeg, majeng ring betara-betari kawitan sareng sami miwah ring para panglingsir sareng sami, lugrayang miwah ampurayang, titiang jagi nyurat indik lelintihan(silsilah) warih(keturunan) wangsa Tirta Arum utawi wangsa dewa, pamekasnyane lelintihan warih wangsa dewa karang suwung kelod. Titiang nunas majeng Semeton sane sampun uning utawi Lingsir mangda ledang nureksa sesuratan titiang puniki. 1. SEPAT LAN SIKU-SIKU …
Filosofi Tumpek Uduh

Filosofi Tumpek Uduh

Agama Hindu di Bali memiliki banyak upacara keagamaan, bukan hanya upacara atau yadnya ditujukan kepada Tuhan, tetapi juga kepada guru-guru suici, manusia, hewan dan juga tumbuh-tumbuhan. Bentuk persembahan u pacara untuk tumbuhan dikenal dengan nama Tumpek Uduh, ritual tersebut dilakukan tepat 25 hari sebelum perayaan hari raya Galungan. Memang alam semesta memiliki kekuatan tersembunyi, yang bisa dimanfaatkan dengan baik dan benar, seperti aset pepohonan tropis, tanaman-ta…
Makna Tumpek Uduh

Makna Tumpek Uduh

Tumpek Uduh dirayakan setiap 6 bulan sekali, yang jatuh pada Hari Sabtu Kliwon Wuku Wariga. Berdasarkan arti katanya Tumpek Uduh, berasal dari kata " PITUDUH " yang artinya " Takdirnya ". Jadi Tumpek Uduh adalah Hari yang Suci untuk memohon anugerah-NYA supaya tanaman yang kita taman di kebun dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal sesuai takdirnya. Misalnya tanaman buah-buahan bisa berbuah dengan lebat. Tanaman bunga-bungaan bisa berbunga yang lebat, indah …
Keistimewaan Pura Tanah Lot

Keistimewaan Pura Tanah Lot

Keistimewaan Pura Tanah Lot semakin menonjol, terlebih lagi jika dikaitkan dengan sejarah berdirinya Pura Tanah Lot tersebut berkaitan dengan perjalanan suci (Dharmayatra) Danghyang Dwijendra atau yang pada waktu walaka bernama Danghyang Nirartha dalam proses penyebaran agama Hindu di Bali. Danghyang Nirartha adalah seorang baghawan yang hidup pada masa Kerajaan Majapahit yang berkeliling Pulau Bali pada sekitar tahun 1489. Sang baghawan tiba di Bali melalui Blambangan pada abad ke-…
Piodalan BHATARA HYANG GURU

Piodalan BHATARA HYANG GURU

Ilustrasi photo via mantrahindubali.com Redite Umanis Wuku Ukir setelah Tumpek Landep dikenal dengan Piodalan Bhatara Hyang Guru(tergantung desa,kala,patra) Kita mungkin mengetahui kalau yang disebut Bhatara Hyang Guru adalah leluhur kita,karena leluhur kita lah yang yang memberikan tuntunan hidup (sebagai guru)kepada para generasi penerusnya, supaya kita diberikan penerangan didalam jalan hidup kita. Dimana secara awam kita mengetahui kalau mereka melinggih di pelinggih Rong Tiga. D…