Filosofi Tumpek Uduh - Payana Dewa
Notifikasi

Loading…

Filosofi Tumpek Uduh

Filosofi Tumpek Uduh


Agama Hindu di Bali memiliki banyak upacara keagamaan, bukan hanya upacara atau yadnya ditujukan kepada Tuhan, tetapi juga kepada guru-guru suici, manusia, hewan dan juga tumbuh-tumbuhan.

Bentuk persembahan upacara untuk tumbuhan dikenal dengan nama Tumpek Uduh, ritual tersebut dilakukan tepat 25 hari sebelum perayaan hari raya Galungan.
Memang alam semesta memiliki kekuatan tersembunyi, yang bisa dimanfaatkan dengan baik dan benar, seperti aset pepohonan tropis, tanaman-tanaman yang banyak di sekitar kita. kalau kita bisa memanfaatkan dengan baik, akan membuat sejahtera dan berpengaruh positif dalam kehidupan kita, tapi kalau kita pergunakan dengan tidak baik akan merugikan dan berpengaruh negatif bagi kehidupan.

Tanaman yang terpelihara dengan baik, menjaga keberadaan mereka serta memeliharanya dengan benar, akan berdampak positif bagi manusia, tidak hanya berdampak bagi lingkungan sekitarnya, tapi juga dari segi ekonomi wisatawan berbondong-bondong menyaksikan keindahan alam tersebut seperti objek wisata Tegalalang dan Jatiluwih, yang menjadi tujuan berkunjung saat tour, ini tentu akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Apalagi sampai manusia bisa ingat selalu ingat berterima kasih dengan alam melakukan persembahan dan ucapan terima kasih pada hari Tumpek Uduh atau tumpek Pengatag tersebut, sehingga diharapkan juga meningat kembali pentingnya tumbuhan di sekitar kita dan wajib menjaganya dengan baik, agar alam tersebut tidak rusak dan menimbulkan suatu bencana. Contoh kecilnya lainnya, tanaman-tanaman di sekitar kita, banyak memprediksi bahkan dari kalangan ilmuwan yang menekuni dunia ilmiah, meyakini akan terjadi revolusi pengobatan kedokteran modern (medis) ke pengobatan herbal menuju pengobatan pikiran dan tubuh.

Hal-hal seperti ini ditandai dengan adanya ketidak seimbangan kimiawi di dalam otak terkait langsung dengan dengan penyakit psikis yang diderita manusia. Kalau kita cermati alam sungguh mengagumkan, betapa tidak, alam ini begitu sudah sempurna diciptakan oleh Yang Maha Kuasa, menyediakan beraneka macam kebutuhan manusia, tinggal kita saja bisa atau tidaknya menggali sumber-sumber yang ada di muka ini untuk sebuah kebaikan yang bermanfaat. Seperti halnya saat manusi itu sakit, segala macam bentuk tanaman bisa dijadikan sumber obat herbal berpartisipasi sebagai penyedia terbesar tumbuhan herbal berkhasiat sebagai obat. Jika anda seorang wisatawan melakukan perjalanan tour di Bali ke pusat agrowisata ataupun ke objek wisata persawahan anda akan menyaksikan kegiatan para petani melakukan kegiatan upacara yadnya ini.

Manusia memang tergantung dari alam raya, sebagai bagian dari alam semesta ini, maka umat Hindu Bali sangat memuja dan menghormati alam semesta beserta isinya. Maka dari itu dalam keyakinan beragama dan berketuhanan umat Hindu, memperingati Hari Raya Tumpek Uduh (Tumpek Uye) sebagai salah satu penghormatan terhadap alam raya, yang telah menyediakan makanan yang dikonsumsi oleh manusia Makna dan esensi terpenting dan makna dari perayaan Tumpek Uduh adalah rasa terima kasih yang sangat dalam terhadap kekayaan alam yang melimpah ruah. Semua puja dan puji dilantunkan para pendeta, pemangku atau pemimpin upacara penuh dengan intisari terima kasih terhadap alam. Sungguh mulia. Tumpek Uduh ini juga disebut Tumpek Wariga, Tumpek Bubuh atau Pengatag, dirayakan setiap 6 bulan sekali di hari Saniscara (Sabtu) Kliwon, wuku Wariga, tepat 25 hari sebelum Hari Raya Galungan.

Persembahan dan pemujaan pada saat  Tumpek Uduh adalah persembahan kepada manifestasi Tuhan sebagai Dewa Sangkara penguasa Tumbuh-tumbuhan.

Momentum ini sangat baik untuk manusia begitu pentingnya tanaman dan alam dalam arti yang sangat luas, sehingga menjadi harmoni dalam kehidupan ini.

Di Bali hal-hal yang berhubungan dengan manusia selalu diadakan upacara yadnya, bahkan barang mati seperti benda-benda yang terbuat dari logam seperti senjata, keris, perabotan dari besi, sepeda motor, mobil juga diupacarai agar diberi berkah dan berguna bagi manusia.
Post a Comment