Mengenal Makna Otonan Tumpeng Lima - Payana Dewa
Notifikasi

Loading…

Mengenal Makna Otonan Tumpeng Lima

Dalam agama Hindu Bali dikenal adanya upacara otonan. Dimana upacara otonan ini merupakan hari kelahiran umat Hindu yang datang serta diperingati setiap 210 hari sekali. Perhitungan tersebut didasarkan pada Wuku, Sapta Wara dan Panca Waka.

Biasanya hari ulang tahun seseorang dihitung berdasarkan kalender Masehi namun berbeda bagi umat Hindu Bali. Tujuan dilaksanakannya upacara otonan ini agar hidup seseorang penuh makna dalam memperbaiki diri, kebahagiaan dan menikmati kesejahteraan. Dalam upacara otonan terdapat sarana yang disesuaikan dengan pelaksanaan upacara tersebut. Salah satu sarana tersebut adalah otonan tumpeng lima.

Dalam upacara otonan menggunakan tumpeng lima maka terdiri dari beberapa saranan yang wajib ada. Dimana sarana tersebut antara lain peras terdiri dari 2 tumpeng, pengamben terdiri dari 2 tumpeng, dapetan terdiri dari 1 tumpeng, gebogan, sesayut, rayunan dan teterag. Adapun masing-masing sarana tersebut tentunya juga memiliki makna tersendiri yang perlu anda pahami. Berikut akan dijelaskan makna dari sarana otonan tumpeng lima yang bisa menambah wawasan anda.

  1. Peras, Peras artinya Sah atau Resmi sehingga pemakaian peras dalam banten bertujuan sebagai pengesahan serta peresmian sebuah upacara yang sudah diselenggarakan secara lahir batin. Secara lahiriah, peras diwujudkan sebagai sarana dan secara batiniah dimohonkan kepada persembahannya. Dalam sebuah upacara keagamaan yang tidak menggunakan peras maka bisa dikatakan upacara tersebut tidak sah atau tidak resmi. Makna peras dalam otonan bisa diartikan sebagai lambang kesuksesan yang artinya dalam banten peras terkemas nilai-nilai konsep hidup sukses. 
  2. Pengambean, Pengamberan berasal dari kata Ngambe yang artinya memanggil atau memohon. Sehingga Pengambean bermakna simbolis memohon karunia dari Sang Hyang Widhi serta para leluhur guna bisa menikmati hidup maupun kehidupan yang berdasar pada Dharma di bawah lindungan serta kendali Sang Hyang Widhi serta lelihur. Pengambean bisa disimpulkan bermakna untuk memohon tuntunan sekaligus bimbingan hidup supaya diarahkan serta diberikan penyinaran untuk kehidupan yang lebih berkualitas. 
  3. Dapetan, Dapetan adalah simbol permohonan pada Sang Hyang Widhi supaya diberikan karunia atau dikembalikan kekuatan Tri Pramana termasuk juga kekuatan Tri Bhuwanaya. Dapetan juga bermakna seseorang harus siap menghadapi kenyataan hidup dan harapan agar bahagia dan sejahtera. Banten Dapetan bermakna sebagai ungkapan terima kasih, syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa karena sudah diberikan kesempatan untuk menjelma sebagai manusia. 
  4. Gebogan, Gebogan adalah simbol persembahan sekaligus rasa syukur pada Sang Hyang Widhi. Gebogan biasanya berupa persembahan rangakaian buah-buahan dan bunga. Selanjutnya Gebogan dibawah ke pura sebagai rangkaian dari upacara yadnya. Gebogan dalam bahasa Bali artinya Jumlah. Sehingga makna gebogan yaitu dibuat dari beragam jenis dan jumlah buah sebagai hasil bumi dan ungkapan rasa syukur pada Sang Hyang Widhi. 
  5. Sesayut, Sayut bisa diartikan sebagai mempersilakan karena sayut dismbolkan sebagai lingga Ista Dewata. Selain itu Sesayut yang berasal dari kata sayur berarti cegah atau tahan yang bertujuan untuk mencegah seseorang supaya terhindar dari mala, kemalangan, gangguan yang merusak ataupun penyakit kemudian dibuatkan sesaji yang disebut sesayut. 
  6. Rayunan, Rayunan dipakai untuk persembahan atau melengkapi daksina suci dan lain sebagainya. Jika dimaknai, Rayunan mempunyai makna persembahan makanan untuk Sang Hyang Widhi/Leluhur/Dewa maupun Bhatara. Jika ditujukan untuk leluhur maka salah satu peneknya diisi menggunakan kunir atau dibuat nasi kuning, jajan, buah-buahan dan lauk pauk. 

Itulah tadi penjelasan mengenai makna otonan tumpeng lima yang bisa menambah referensi anda. Melalui penjelasan di atas dalam melaksanakan upacara otonan perlu adanya tumpeng yang menggunakan sarana sesuai dengan pelaksanaan upacara tersebut. Tentunya masing-masing otonan wajib ada karena memiliki makna yang penting bagi upacara otonan tersebut.