Melihat Keindahan Seni Topeng Bali yang Klasik
Bali merupakan daerah di Indonesia yang memiliki seni budaya yang cukup beragam dan kelestariannya masih terjaga sampai saat ini. Salah satu seni yang ada dalam budaya Bali yaitu seni Topeng. Seni topeng ini dalam aktivitas kesenian akan menjadi sebuah seni pertunjukan, sedangkan dalam hal hasil yang dilihatkan akan menjadi sebuah karya seni dalam seni pahat karena memperlihatkan matra sebagai kajian bahasa.
Karya seni topeng memang tidak pernah lekang oleh waktu. Seni topeng ini tentu saja memiliki kaitan dengan pertunjukan seni tari yang keberadaannya sudah ada sejak pra-Hindu. Sehingga tak heran jika topeng akan menjadi salah satu properti dalam seni tari.
Kedudukan seni topeng di Bali dianggap sebagai hal yang penting dan perlu dilestarikan keberadaannya karena mempunyai makna tersendiri dalam proses pembuatannya tersebut.
Yuk simak lebih lanjut bagaimana kecantikan seni topeng Bali yang klasik ini!
Mengenal Seni Topeng Bali
Seni topeng Bali ini berkembang dimulai dari Pra-sejarah. Namun, seiringnya waktu perkembangan kesenian topeng di Bali juga mendapat pengaruh dari luar yaitu Hindu-Budha dari India lewat Jawa Timur pada Jaman Majapahit, disebutkan tari topeng sangat subur dikerajaan itu, hal ini dibuktikan pada relief candi dan dalam kitab Negara Kertagama, dimana raja Hayam Wuruk digambarkan mahir menarikan topeng atau karaket.
Sampai saat ini, dalam tari atau drama tari sering membawakan tokoh-tokoh Majapahit. Selain itu cerita panji juga menggunakan topeng. Pengaruh kesenian topeng dari kerajaan Majapait ke Bali dapat dijumpai dengan adanya peninggalan 22 buah topeng yang masih tersimpan di Pura Dalem Penataran Topeng.
Kesenian topeng ini diyakini oleh masyarakat Bali sebagai penolak bala, menurunkan hujan, menyembuhkan penyakit hingga menjauhkan roh jahat serta menghadirkan aura positif nantinya. Kepercayaan ini merupakan kepercayaan animism dan dinamisme yang dianut oleh masyarakat Bali.
Tiga Golongan Seni Topeng
Di Bali, seni topeng akan terbagi kepada tiga golongan yang membuatnya semakin unik, yaitu topeng Wali sebagai topeng yang dikeramatkan, topeng Bebali sebagai topeng pengantar acara adat dan topeng Bali Balihan Beurra yang menjadi tari pertunjukan topeng sekuler atau hanya bersifat hiburan saja.
Topeng Bali memiliki karakteristik yang membuatnya unik dari topeng-topeng lainnya di luar Bali yaitu seni topeng Bali ini menggambarkan sebagai topeng wanita, memanisan, keras, raksasa dan babondresan. Hal ini memiliki makna dan arti yang sangat religious.
Topeng akan menjadi sarana utama untuk pemetasan tari yang beraneka ragam. Umumnya, penari akan memakai topeng jika ia memerankan sebuah kisah yang dibawakan oleh tarian tersebut dalam pertunjukan
Seni topeng jika ditinjau dari segi motif, memiliki lebih sedikit dari pada seni rupa seperti patung dan lukisan. Motif topeng terbatas hingga wajah atau muka manusia dan binatang saja, sedangkan patung dan lukisan dapat ditambah dengan dua motif lagi yaitu motif tumbuhan serta motif yang diciptakan manusia itu sendiri. Motif yang terdapat dalam topeng lebih sederhana, karena ekspresinya tidak mungkin mengandung gerak sebagaimana patung, dan tak mungkin mengandung tema atau lakon sebagaimana halnya sebuah lukisan (dramatik painting).
Jenis-Jenis Seni Topeng Bali
Topeng bisa dikelompokkan berdasarkan pada strata sosial lakon yang ditampilkan. Beberapa jenis topeng bali tersebut adalah topeng keras yang menggambarkan sosok petarung, topeng tua yang menggambarkan sosok sesepuh, topeng bondres yang menggambarkan sosok rakyat biasa, dan topeng ratu yang menggambarkan kalangan bangsawan.
Selanjutnya ada beberapa jenis topeng khusus yang digambarkan dengan bentuk tertentu. Contohnya adalah topeng Calonarang, topeng jauk, dan topeng telek. Topeng yang memperlihatkan sosok buruk rupa, bertaring, dan mata membelalak adalah topeng Calonarang yang melambangkan kejahatan.
Sementara topeng yang berbentuk peralihan antara manusia serta raksasa yang berwatak kasar disebut topeng jauk. Ini merepresentasikan makhluk yang membantu Barong dalam menghadapi rangda. Lalu ada topeng telek yang berupa sosok dengan wajah dan watak yang halus dan dikenal sebagai sekutu dari Barong.
Ada jenis topeng Barong Dingkling. Ciri khas penampilannya adalah meloncat-loncat dan kemudian berpisah-pisah satu sama lain untuk mencari sasarannya. Lalu ada jenis topeng Rangda yang sangat mengerikan karena menggambarkan sifat kejahatan dalam dramatari Calonarang. Ada juga topeng babad yang menggunakan babad sebagai sumber lakonnya.
Topeng Bukan Hanya Sebatas Hiburan
Topeng yang dimiliki oleh Bali ini bukan hanya hiburan semata untuk disaksikan pertunjukannya, melainkan juga mengandung makna tersendiri dalam hal seni topengnya. Dari seni topeng ini, bisa dilihat bahwa berisi pengetahuan yang bersifat loka atau memuat riwayat sejarah dan kisah legenda.
Topeng akan digunakan pada saat hari-hari tertentu. Contohnya openg Sang Hyang Dedari atau Sang Hyang Legong. Tarian tersebut akan dipentaskan di desa Ketewel Gianyar pada hari raya Pagerwesi.
Namun, seiringnya perkembangan zaman, seni topeng Bali ini semakin dikenal oleh masyarakat luar yang sedang berwisata di Bali, kemudian topeng ini bisa dijadikan sebagai cendera mata dan di pajang di dalam rumah yang akan menambah kesan yang unik dan eksotis.