Notifikasi

Loading…

Berwisata ke Desa Tenganan, Desa Bali yang Kaya akan Sejarah dan Kebudayaan

Bali merupakan salah satu destinasi wisata yang populer di kalangan pelancong. Indahnya alam dan budaya Bali menjadi pemikat untuk mengunjungi tempat yang populer dengan sebutan Pulau Dewata.

Bali dan budayanya selalu menarik untuk diulas, salah satu yang menarik adalah desa kuno di Bali yakni Desa Tenganan.

Tenganan, saat ini sudah menjadi salah satu Desa Wisata di Bali. Desa ini memiliki pesona alam yang indah dan kebudayaan khas daerah yang berbeda dari wilayah lainnya yang sangat unik membuatnya menarik untuk dikunjungi.

desa tenganan bali

Desa Tenganan, Sebuah Desa Tua dengan Pesona Pra Majapahit

Bali memiliki beberapa desa kuno yang sangat menjunjung tinggi adat istiadat leluhur, salah satunya adalah Desa Tenganan atau dikenal dengan Tenganan Pegeringsingan.

Masyarakat Tenganan Pengringsingan menjalankan adat desa tua Bali Aga atau pra Hindu (Pra Majapahit). Uniknya di Tenganan ini hanya terdiri dari penduduk asli setempat. Hal tersebut tidak terlepas dari endogami yang dianut oleh masyarakat Tenganan Pengringsingan.

Masyarakat Desa ini terikat dalam awig-awig atau hukum adat yang mengharuskan masyarakat setempat untuk menikah dengan dengan sesama warga Tenganan Pengringsingan. Pelanggaran terhadap awig-awig tersebut menimbulkan konsekuensi pengusiran. Warga yang melanggar dianggap tidak lagi menjadi krama (warga setempat) dan harus angkat kaki dari Tenganan Pengringsingan.

Terlepas dari uniknya sistem bermasyarakat di Desa Tenganan, Desa adat ini pun populer dengan ritual makare-kare dan tenun gringsing.

Menikmati Tradisi Makare-kare di Desa Tenganan

Makare-kare secara harfiah memiliki arti perang pandan. Tradisi ini dilakukan untuk menghormati dewa perang yakni Dewa Indra dan juga para leluhur.

Perang pandan ini merupakan puncak ritual dari upacara Ngusaba Sambah, sebuah upacara keagamaan terbesar bagi Bali Aga.

Sebelum melakukan Tradisi Makare-kare, warga Tenganan Pengringsingan melakukan ritual melawang atau berkeliling desa dengan titik awal dan akhir di Pura Banjar. Warga mengarak benda pusaka dan simbol dewa sepanjang desa sebelum perang pandan dimulai.

Sesuai namanya, tradisi makare-kare menggunakan senjata pandan berduri. Kaum lelaki yang terlibat dalam perang ini dibekali pandan yang telah dipotong kurang lebih 30 cm dan sebuah tameng.

Tradisi ini cukup seru dan memicu adrenalin, sabetan pandan berduri ini mampu merobek kulit dan mengeluarkan darah. Namun tenang, obat penawar tradisional sudah disiapkan untuk mengatasi luka tersebut. Tradisi yang dilaksanakan untuk menghormati dewa perang ini ditutup dengan bersembahyang di Pura dan persembahan tari Rejan.

Bagi anda yang tertarik untuk menyaksikan tradisi ini, silahkan jadwalkan kunjungan di bulan Juni atau Juli ya!

Melihat Tenun Gringsing yang mendunia secara langsung

Tenun Gringsing merupakan kain khas Bali yang mendunia. Proses pembuatannya yang memakan waktu cukup lama dan kualitas akhir dari kain tenun Gringsing ini dihargai dengan nominal yang fantastis.

Butuh sekitar 2-3 tahun untuk menghasilkan kain tenun Gringsing teknik ikat ganda, sedangkan untuk teknik biasa kain Gringsing dapat diproses selama kurang lebih 3 bulanan.

Tidak hanya sekedar kain, hasil tenunan ini menjadi kain yang sakral dalam upacara adat dan bermakan tolak bala.

Karenanya masyarakat Tenganan Pengringsingan wajib memiliki kain tenun gringsing.

Kain tenun Gringsing didominasi oleh warna merah, warna tersebut berasal dari getah kayu dan kemiri. Wajar jika warna dari kain Gringsing terlihat lebih pekat dan tahan lama.

Gringsing sendiri berasal dari dua kata yakni gring yang berarti sakit, dan sing artinya tidak. Sehingga kain Gringsing dapat diartikan sebagai tidak sakit, penolak bala atau pun penyakit.

Nah, di Desa ini Anda dapat melihat proses penenunan kain Gringsing yang dilakukan secara manual loh!

Penutup

Demikian artikel seputar Desa Tenganan, sebuah desa tua Bali atau Bali Aga dengan sistem bermasyarakat yang unik. Selain sistem bermasyarakat yang unik terutama perihal endogami, Bali Aga ini memiliki dua hal mendunia yang menjadi daya tarik, yakni tradisi Makare-kare dan kain Gringsing.

Didukung dengan nuansa khas pedesaan yang asri dan tenang, desa ini sangat pas dikunjungi untuk melepas penat dari hingar bingarnya perkotaan.

Post a Comment