86349 Tari Panyembrama: Sejarah, Properti, Gerakan, dan Keunikan - Payana Dewa
Notifikasi

Loading…

Tari Panyembrama: Sejarah, Properti, Gerakan, dan Keunikan

Tarian di Pulau Bali rasanya tak pernah lekang oleh waktu. Salah satu dari keindahan tarian tradisional yang masih dijunjung tinggi adalah Tari Panyembrama. Tarian ini bukan hanya sekadar serangkaian gerakan, melainkan kisah dan nilai-nilai yang merentang dari masa ke masa.

Tari Panyembrama bukanlah sekadar bentuk seni yang datang begitu saja. Sebaliknya, ia adalah manifestasi sejarah dan kearifan lokal Bali. Jejaknya meresap dalam budaya dan cerita nenek moyang, menjadi jendela yang membawa kita melihat Bali pada masa lalu.

Tari Panyembrama

Setiap gerakan Tari Panyembrama menjadi lebih indah dengan propertinya yang megah. Sehelai kain putih melambai, dedaunan hijau yang melingkupi, dan bunga-bunga yang merayakan kehidupan. Properti ini tidak hanya memperindah tarian, tetapi juga memiliki simbolisme mendalam yang memberikan lapisan makna tersendiri.

Gerakan dalam Tari Panyembrama bukanlah sekadar langkah-langkah yang terkoordinasi. Setiap gerakan mengandung makna yang menggoda kecerdasan dan kepekaan penonton. Dari setiap sapuan tangan yang lembut hingga langkah kaki yang menggambarkan keanggunan, Tari Panyembrama berbicara dalam bahasa gerakan yang tak terucapkan.

Tidak hanya untuk hiburan, Tari Panyembrama juga sering menjadi bagian dari ritual dan upacara adat. Keberadaannya di tengah-tengah masyarakat Bali tidak hanya memperkuat nilai-nilai budaya, tetapi juga menjaga pesona dan keanggunannya yang terpelihara hingga kini.

Dengan menyelami Tari Panyembrama, kita tak hanya menyaksikan gerakan yang memesona, tetapi juga menggali kekayaan budaya Bali yang mendalam. Keindahannya tidak hanya terletak pada penampilan visual, tetapi juga pada warisan budaya yang terkandung di setiap gerakan dan properti yang digunakan.

Menyatu dalam Keindahan dan Makna

Tari Panyembrama tidak hanya sekadar tarian; ia adalah keindahan dan makna yang menyatu dalam setiap gerakan dan propertinya. Melalui jejak sejarah, properti megah, dan gerakan berbunyi makna, Tari Panyembrama tetap memikat hati dan merayakan keelokan Bali yang tak lekang oleh waktu.

Sejarah Tari Panyembrama

Tari Panyembrama, sebuah persembahan tari khas Bali yang melambangkan sambutan hangat, mengusung sejarah panjang dalam tradisi pulau ini. Nama "Panyembrama" sendiri bersumber dari kata "sambrama," yang bermakna 'sambutan.' Namun, sebelum menjadi tarian penyambutan, Tari Panyembrama berperan sebagai pelengkap persembahan sebelum pertunjukan Tari Sanghyang atau Rejang diadakan dalam upacara keagamaan Hindu di Pura.

Properti Unik dan Menarik dalam tari Panyembrama

Untuk menghidupkan Tari Panyembrama, penari tidak hanya mengandalkan gerakan yang memesona, tetapi juga properti-properti yang memikat hati penonton. Properti ini tak hanya sekadar aksesori visual, melainkan simbol-simbol yang merangkai cerita dalam setiap penampilan:

Tapih

Properti pertama yang muncul adalah tapih, dengan keunikan warna kuning yang menghiasi hingga bawah mata kaki.

Kamen

Kamen, bertemakan hijau, menjadi properti berikutnya yang dikenakan setelah tapih, melingkupi lutut dan sebagian tapak kaki.

Sabuk Prada

Sabuk Prada, dililitkan hingga mencapai dada, memberikan sentuhan panjang dan elegan pada penampilan penari Panyembrama.

Selendang

Selendang berwarna kuning melintang di dada penari, memberikan sentuhan grasi pada gerakan-gerakan yang dilakukan.

Bunga Emas

Bunga emas, sebagai properti kepala, menjadi mahkota yang menambah pesona pada keseluruhan penampilan.

Cemara

Cemara, sejajar dengan bunga emas, menyempurnakan penampilan dengan sentuhan properti di bagian kepala.

Bunga Imitasi Warna Merah

Bunga imitasi warna merah, sebagai tambahan di kepala, memberikan nuansa berbeda pada penampilan Tari Panyembrama.

Rambut Disasak

Meski bukan properti terpisah, rambut disasak menjadi bagian tak terpisahkan dalam estetika tarian ini.

Bokor

Bokor, pinggan besar yang cekung, menjadi properti yang menambah elemen dramatis pada pertunjukan.

Canang

Canang, sebagai simbol kebersihan dan keindahan, melengkapi keseluruhan penampilan Tari Panyembrama.

Gerakan Penuh Makna Dalam Tarian

Setiap gerakan dalam Tari Panyembrama bukanlah sekadar eksekusi gerakan yang terkoordinasi. Setiap langkah dan sapuan tangan mengandung makna yang dalam, menjadi bahasa yang tak terucapkan namun jelas terbaca oleh penonton. Beberapa gerakan dan maknanya dijabarkan sebagai berikut:

Papeson

Gerakan pembuka dimulai dengan langkah berjalan membawa bokor berisi bunga di tangan kanan, sementara lengan kiri mengarah ke pala dan lengan kanan ke dada.

Pengadeng

Serangkaian gerakan melibatkan sapuan tangan dan langkah kaki seperti nyalud, ngagem ngembat, ngituk, ulap-ulap, mengos, majalan, ngeteg ngembat, dan nyilat.

Ngaras

Langkah ini melibatkan gerakan seperti aras-arasan, ngedeng ngembat, ngocet, miles, majalan mesilur tongos, ngangsel munggal, matanjek ngandang, dan matanjek nyigug.

Nyembrama

Gerakan penutup yang melibatkan matimpuh, ulap-ulap, nyakub bawa, dan nyaledet numpuk.

Sekar Ura

Penutup tarian dengan gerakan mengumang luk penyalin dan menyambuhang bunga.

Keunikan yang Membedakan Tari Panyembrama dari Lainnya

Tari Panyembrama bukan sekadar tarian biasa; ia merupakan perpaduan keelokan dan makna yang membentuk cerita dalam setiap gerakan dan propertinya. Keunikan tarian ini mencakup beberapa aspek yang membedakannya:

Dipentaskan dalam Upacara

Tari Panyembrama tak hanya menjadi hiburan tradisional; ia juga dipentaskan dalam upacara agama Hindu sebagai tarian penyambutan, memberikan sentuhan sakral pada setiap gerakan.

Gong Kebyar

Ketika tarian ini ditampilkan dalam suatu acara, kelompok penari menggunakan gamelan Gong Kebyar sebagai pengiring, menciptakan harmoni eksotis sebelum Tari Rejang dimulai.

Lukisan Tarian

Tari Panyembrama bukan hanya sekadar pertunjukan visual. Serpihan kembang yang ditaburkan di hadapan para tamu menjadi lukisan ungkapan selamat datang, mencerminkan keramahan dan penghormatan.

Karya Nyoman Kaler

Tarian ini diciptakan oleh maestro tari Bali, I Nyoman Kaler, bersama dengan penata tabuh I Wayan Bratha pada awal tahun 70-an. Karya ini pertama kali dipentaskan pada tahun 1971 dalam Perayaan Pandan.

Tidak Terbatas Jumlah Penari

Tidak ada aturan khusus mengenai jumlah penari yang diperlukan untuk menampilkan Tari Panyembrama. Kelompok penari dapat tampil secara bebas tanpa batasan tertentu.

Post a Comment