Bungkak Nyuh Gading: Simbol Suci Bagi Pulau Dewata
Pulau Dewata bukan hanya melahirkan tradisi dan budaya yang kaya akan makna dan nilainya, namun juga alam nan membentang disepanjang sudut wilayahnya memang hadir untuk dinikmati dan memberi manfaat dan kebahagiaan pada setiap manusia yang merawatnya.
Masyarakat Bali percaya bahwa melalui alam bisa menjaga hubungan yang harmonis dengan sang pencipta (Tuhan), sesama manusia bahkan dengan lingkungan alam sekitar. Hal inilah yang dilaksanakan masyarakat Bali yang beragama Hindu untuk terus mewujudkannya melalului pelaksanaan Upacara Yadnya.
Dalam pelaksanaan upacara Yadnya ini tentu saja membutuhkan media yang dianggap sebagai simbol suci dalam mempersembahkan kepada Tuhan. Hal inilah yang melatar belakangi masyarakat Hindu Bali memilih Bungkak Nyuh Gading (Kelapa Kuning) sebagai simbol suci dari para dewa.
Penasarankan dengan simbol suci bagi masyarakat Hindu Bali yang bernama Bungkak Nyuh Gading ini? Yuk telusuri lebih lanjut bagaimana makna dan filosofi yang terkandung di dalam simbol suci ini!
Makna dan Filosofi dalam Bungkak Nyuh Gading
Bungkak Nyuh Gading sendiri merupakan sebuah kelapa muda yang berwarna kuning kemerahan. Bungkak Nyuh Gading dipercayai sebagai simbol kesucian dari para Dewa sehingga menjadikan Bungkak Nyuh Gading sebagai saranan dalam Upacara Yadnya Hindu Bali.
Bungkak Nyuh Gading juga dianggap sebagai air langit dikarenakan posisinya di atas tanah sementara airnya tertutup sehingga mejadikannya sebagai air yang sangat murni dan bersih. Hal ini menjadi salah satu faktor Bungkak Nyuh Gading menjadi simbol suci bagi masyarakat Hindu Bali.
Seperti yang kamu tahu bahwa Bungkak Nyuh Gading menjadi salah satu simbol suci yang digunakan dalam upacara Yadnya, hal ini mendasari bahwa Bungkak Nyuh Gading memiliki beberapa filosofi yang mendasar dan mendalam yaitu:
- Bungkak Nyuh Gading menjadi simbol dalam kekuatan toya sukla atau diartikan sebagai air suci dari sumber kehidupan yang dianggap bisa membersihkan segala dosa atau kotoran dari diri manusia
- Bungkak Nyuh Gading menjadi simbol kekuatan Tirtha Mehamerta (Tirta Dewa Siwa) yang dianggap sebagai tempat menyimpan anugrah dari Dewa Siwa atas keberkahan dan perlindungan sehingga menjadikan lambang dalam keseimbangan dan harmoni hidup
- Bungkak Nyuh Gading menjadi simbol dari Nyomya kekuatan Sad Ripu atau sifat kekerasan
- Bungkak Nyuh Gading menjadi simbol dari kekuatan Dewa Wisnu yang dikenal sebagai Dewa pemelihara dan keseimbangan yang menjaga keseimbangan dunia.
- Bungkak Nyuh Gading juga dianggap sebagai simbol permohonan dalam cuaca cerah yang dikaikan dengan juru penerang.
- Bungkak Nyuh Gading menjadi simbol magis dalam menghidupkan ilmu kebatinan seseorang sesuai dalam Lontar Rajah Pangereka Bungkak.
- Bungkak Nyuh Gading dianggap sebagai simbol pembersihan atau melukat yang dilengkapi dengan mantra ataupun dirajah.
- Bungkak Nyuh Gading menjadi lambang Tri Loka yaitu alam bawah (Bhur Loka), alam tengah (Bwah Loka), alam atas (Swah Loka).
- Bungkak Nyuh Gading menjadi solusi dalam permasalahan sistem pencernaan, menutrisi tulang, menyehatkan jantung, dan menjaga imun tubuh.
Penggunaan Bungkak Nyuh Gading dalam Upacara Yadnya
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa Bungkak Nyuh Gading merupakan sebuah simbol suci bagi para dewa dalam masyarakat Hindu Bali. Sehingga menjadikan Bungkak Nyuh Gading ini sebagai simbol suci dalam pelaksanaan upacara Yadnya bagi umat Hindu. Beberapa upacara Yadnya masyarakat Bali ini menggunakan Bungkak Nyuh Gading, yaitu:
- Bungkak Nyuh Gading digunakan dalam Upacara Dewa Yadnya pada banten Prayascita yang dibuka dengan bukaan segitiga yang sudah dikasturi. Airnya diperciki dengan sarana lis senjata panca dewata untuk menyucikan bangunan suci dia area merajan, sarana upacara, sumur, dapur, rumah dan dicipratkan di atas kepala keluarga yang melaksanakan upacara nyambautan (Penyucian buana agung dan Bhuana Alit). Hal ini menjadi simbol penyucian rohani / alam pikiran dari pengaruh mala atau kotoran, dengan pikiran yang suci sehingga keselamatan, kesejahteraan dan kebahagiaan hidup tercapai.
- Bungkak Nyuh Gading dalam Upacara Pitra Yadnya pada upacara Ngaben (Kematian) yang digunakan dalam banten Diyus Kemaligi yang memberikan makna sebagai keseimbangan dan kesucian sehingga memiliki hubungan dengan leluhur yang dihormati dan mencerminkan keingan untuk memberikan penghormatan yang tulus dan keberkahan kepada yang meninggal.
- Bungkak Nyuh Gading dalam Upacara Mapandes (potong gigi) Yadnya dianggap sebagai tradisi penyucian diri. Bungkak Nyuh Gading dipakai untuk melebur sifat kerasnya manusia dan mensucikan diri manusia tersebut. Bungkak Nyuh Gading menjadi tempat penampung kotoran seperti air ludah ataupun kotoran gigi yang dikikir.
- Bungkak Nyuh Gading dalam Buda Kliwon Pegatwakan dalam hal ini sisa penjor yang dibakar akan dimasukkan ke dalam Bungkak Nyuh Gading untuk dipendem sesuai dengan rujukan Lontar Sundarigama.
- Bungkak Nyuh Gading dipakai dalam sarana Melukat karena dianggap dan dipercayai sebagai simbol atau lambang kekuatan dari Ida Bhatara Wisnu dam diadakan sebagai persembahan yang istimewa pada Dewa penyeimbang.