Notifikasi

Loading…

Seni Lukis Batuan: Menggali Kecantikan Bali yang Abadi

Seni Lukis Batuan ini berasal dari desa yang cukup tua yang berlokasi di Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Lukisan gaya Batuan ini adalah salah satu dari tiga aliran pokok lukisan di Bali yang sangat mungkin berkembang dari gaya lukisan yang berkembang pertama di Bali yaitu gaya Kamasan, dan yang kemungkinan berkembang bersamaan atau mungkin lebih belakangan adalah gaya lukisan Ubud.

Sejarah Seni Lukis Batuan

seni lukis batuan bali

Pada awalnya, seni lukis batuan ini hanya digunakan untuk kepentingan persembahan dan acara agama lainnya yang begitu sakral. Namun sepanjang berjalannya waktu, lukis batuan ini dikenal oleh khalayak ramai pada tahun 1930 M ketika antropolog Margaret Mead dan Gregory Bateson melakukan penelitian dan meminta anak-anak Desa Batuan menggambarkan pengalamannya lewat lukisan.

Di luar dugaan, nuansa magis mendominasi karya-karya mereka. Secara umum, lukisan Bali Batuan mengangkat tema-tema cerita rakyat (Tantri, Rajapala, Calonarang), kisah pewayangan (Mahabharata dan Ramayana), mitos-mitos, kehidupan sehari-hari, seremoni adat atau bahkan agama. Namun, dalam perkembangannya kemudian, beberapa pelukis juga mengangkat tema kehidupan kontemporer dengan memasukkan gambar pesawat terbang, mobil, figur turis, dan sebagainya. Karya seni lukis batuan ini tidak dipungkiri juga akan menggambar bagaimana kehidupan religious dan berbudayanya masyarakat Bali ini.

Mengandung Nilai Leluhur dan Filosofi

Sebagai bagian dari seni tradisional yang tumbuh dan berkembang di Bali, seni lukis gaya Batuan memiliki posisi penting dalam membentuk kebudayaan Bali. Seni lukis gaya Batuan yang mengandung nilai-nilai luhur dan filosofi yang digali dari ajaran agama Hindu merupakan salah satu warisan budaya yang harus terus dilestarikan. Seni lukis tradisi ini juga menjadi salah satu identitas yang bisa dibanggakan bagi Desa Batuan, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional.

Lukisan batuan ini menjadi ciri khas yang unik dan menarik karena proses pembuatan yang cukup sulit dan relatif lama sehingga memerlukan keterampilan khusus dengan teknik melibatkan penggunaan kuas halus, air, cat bahkan bisa juga kapur atau tanah liat. Seni lukis Batuan biasanya menggunakan warna-warna yang kontras seperti hitam, putih, merah, dan emas.

Motif yang ada pada seni lukisan batuan ini cenderung menampilkan motif Bali kuno seperti rangda, dewa Hindu bahkan barong. Salah satu contoh lukisan batuan yang sangat populer antara lain adalah Dewa Ruci yang terkenal akan cerita keagamaannya. Lukisan Dewa Ruci ini cukup sulit dan penuh dengan detail-detail yang harus menonjol disetiap lukisannya sehingga memerlukan keahlian khusus disana.

Tahapan Pembuatan Seni Lukis Batuan

Ada beberapa tahapan dalam pembuatan Seni Lukisan Batuan yang terkenal akan tingkat kesulitan dalam pembuatannya, yaitu:

  1. Tahap pertama adalah pemilihan bahan. Secara umum seni lukis Batuan dikerjakan di atas kertas, namun ada juga di atas kanvas. Pemilihan bahan sangat penting karena berkaitan dengan proses berikutnya. Warna yang dipakai biasanya tinta Cina, namun ada juga yang menggunakan warna yang mudah diolah dengan air.
  2. Tahap kedua adalah “ngorten”. Ini adalah tahap membuat sketsa di bidang kertas atau kanvas. Alat yang dipakai biasanya pensil agar mudah dihapus bila terjadi kesalahan.
  3. Tahap ketiga, yakni “nyawi”, mempertegas sketsa yang telah dibuat. Alat yang dipakai untuk nyawi adalah pen atau pena. Pada zaman dulu ketika pen belum popular, alat yang dipakai adalah bambu yang diruncingkan di bagian ujungnya.
  4. Tahap keempat, yakni “ngucek”. Tahap ini adalah memberi gradasi gelap-terang dan “manyunin” untuk memunculkan kesan kedalaman pada lukisan. Alat yang dipakai adalah kuas.

Seiring dengan perkembangan pariwisata, seni lukis gaya Batuan pun memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Wisatawan asing banyak yang berminat dan membeli karya-karya para pelukis Batuan. Hingga kini, seni lukis gaya Batuan cukup mampu meningkatkan taraf hidup para pelukisnya.

Menjadi Bagian yang Khas

Seni lukisan batuan ini menjadi cendera mata khas Bali dan paling banyak diminati dikalangan para wisatawan. Tak tinggal disitu saja, lukisan batuan ini menjadi salah satu benda koleksi para pecinta kolektor, baik dari Indonesia bahkan juga dari Internasional. Beberapa seniman Batuan telah berhasil memperoleh penghargaan dan prestasi di tingkat nasional maupun internasional, yang menunjukkan bahwa seni lukis Batuan memiliki daya tarik yang kuat bagi kalangan pecinta seni.

Dengan hal yang telah dicapai oleh Seni Lukis Batuan yang mampu menarik minat wisatawan dan menaikkan taraf senimannya, maka pemerintah membangun sebuah museum yaitu Museum Seni Batuan berlokasi di Jalan Prebangsa, Gang Sunaren No. 9, Banjar Gede, Batuan, Sukawati, Gianyar, Bali. Lokasinya persis di tengah-tengah pemukiman penduduk yang hampir seluruhnya berprofesi sebagai seniman. Kini museum itu dikelola oleh putera I Dewa Gede Sahadewa, yakni Dewa Gede Gautama. Pembangunan museum ini dimaksudkan sebagai penghargaan kepada seniman khususnya di Batuan, sehingga karya-karya yang telah dihasilkan dapat diketahui, diwariskan bagi generasi yang akan datang.

Post a Comment