Notifikasi

Loading…

Sekala dan Niskala: Filosofi di Balik Seni Lukis Bali

Bali memiliki berbagai macam kesenian yang kental akan ciri khas. Selain seni pertunjukkan, Bali juga memiliki seni lukis yang memiliki sejarah panjang. Sekala dan Niskala merupakan filosofi di balik seni lukis Bali yang berevolusi menjadi sebuah karya seni yang bisa dinikmati hingga saat ini.

Hakikatnya, budaya Bali selalu mengedepankan nilai-nilai agama sebagai nilai dominan. Selain itu warga Bali juga sangat erat dengan budaya Bali, terutama interaksi alam. Dalam konsep kosmologi ini disebut sebagai konsep sekala dan niskala atau konsep nyata dan tidak nyata.

Sekala dan Niskala

Sejarah Seni Lukis Bali

Dulu seni lukis Bali hanya ditujukan untuk pura, istana bangsawan, dan tempat ibadah saja. Perkembangan seni lukis di Bali terus berlangsung hingga masa Kerajaan Klungkung. Dan memasuki masa modern pada tahun 1932, seni lukis Bali terus berkembang secara modern.

Bahkan pada tahun itu muncul kelompok seni rupa Eropa Bali dengan anggota sebanyak 150 orang. Karya-karya seni mereka dikomersialkan untuk mendapat keuntungan.

Sekala dan Niskala: Filosofi di Balik Seni Lukis Bali

Sekala dan Niskala sebagai filosofi di balik seni lukis Bali merupakan konsep keseimbangan hidup masyarakat Hindu Bali dalam mewujudkan kesejahteraan dalam sebuah seni lukisan.

Sekala (nyata) niskala (tidak nyata) merupakan sebuah ruang lingkup yang meliputi kehidupan sosial masyarakat dengan alam sekitar. Alam niskala digambarkan sebagai alam spiritual yang dihuni oleh kekuatan supranatural yang diyakini banyak energi negatif bagi manusia.

Konsep sekala dan niskala dalam lukisan Bali merupakan konsep yang eksis di masyarakat Bali. Sebab lukisan yang dibuat dengan konsep ini selalu mengandung nuansa seni sekaligus religius.

5 Konsep Seni Lukis Bali

Semenjak muncul perkumpulan dengan nama Pita Maha yang membawa seni lukis ke masa modern di Bali. Kini karyanya menjadi inspirasi bagi generasi selanjutnya. Berikut beberapa gaya seni lukis yang terkenal di Bali.

1. Konsep Ubud

Seni lukis gaya ubud dipengaruhi oleh Bonnet dan Spies melalui pengelolaan konsep komposisi dinamis, perspektif dan pemilihan warna yang tepat. Selain itu gaya ubud juga memperkenalkan bahas dan alat lukis Barat seperti cat minyak dan cat air.

2. Konsep Sanur

Konsep sanur diambil dari kehidupan laut masyarakat Bali dalam sehari-hari. Ada banyak seni lukis Bali yang menggunakan konsep sanur dengan menggambarkan kehidupan laut, mulai dari hewan laut, makhluk laut, an adegan mandi di laut.

3. Konsep Sekala dan Niskala

Seperti yang disinggung di atas tadi, konsep Sekala dan Niskala menjadi refleksi filosofi sebuah kesatuan yang identik dengan elemen mitos dan religi Hindu. Konsep ini merupakan bagian dasar dalam proses menciptakan lukisan.

Konsep sekala dan niskala sangat dipengaruhi oleh kedalaman rasa sang pelukis di mana dalam konsep ini menggunakan dua media dunia, yakni alam atas dan alam kehidupan gaib bawah.

4. Konsep Batuan

Konsep batuan identik dengan suasana malam yang digambarkan dengan warna gelap dan corak yang seram dengan tampilan makhluk-makhluk aneh. Pada lukisan Bali, konsep batuan kerap digambarkan dengan sosok manusia yang digambar secara acak dan frontal. Selain itu muncul juga objek alamt sebagai pendukung perspektif lukisan.

5. Konsep Estetika

Konsep estetika Bali adalah konsep ideal yang betolak belakang dengan keindahan. Estetika menggunakan taksu dan becik yang di mana kedua komponen ini bertolak belakang.

Taksu berkenaan dengan kekuatan, sedangkan becik berkenaan dengan keseimbangan lukisan. Dalam seni lukis Bali, lukisan cenderung dipenuhi dengan hiasan rumit agar tidak ada ruang kosong sedikitpun.

6. Konsep Kamasan

Konsep kamasan adalah sebuah gaya seni lukis Bali yang kental akan nuansa abad ke-17. Gaya ini kerap digunakan untuk lukisan dengan kebutuhan religi, persembahan dalam ruang lingkup agama dan kerajaaan beserta keluarga.

Uniknya konsep ini menggunakan pigmen warna alami dari alam. Jadi tak heran jika mulai dari bentuk, proporsi, hingga warna lukisan kental dengan nuansa tradisional.

Beberapa lukisan yang mengususng konsep kamasan adalah Kumbakarna diserang oleh para kera, Arjuna bertapa, Smara Terbakar, Dewa Kaikeyi, dan masih banya lagi.

Sekala dan Niskala sebagai filosofi di balik seni lukis Bali merupakan seni lukis dengan konsep nyata dan tidak nyata yang di mana mengutamakan unsur religi tanpa meninggalkan unsur keindahan dari lukisan itu sendiri.

Post a Comment