Notifikasi

Loading…

Pulau Bali: Jejak Peninggalan Belanda dan Kolonialisme

Bali tentu saja menjadi salah satu pulau yang begitu mempesona yang ada di Indonesia. Bentangan alam yang indah, budaya dan seni yang begitu mempesona, adat istiadat yang masih kental hingga spiritualis yang masih terjaga hingga saat ini.

Namun, dibalik keindahan yang disajikan di pulau ini, Bali mempunyai kisah kelam bersama Belanda. Penjajahan yang dilakukan Belanda masih teringat jelas oleh masyarakat Bali.

Namun, dengan begitu penjajahan yang dilakukan oleh Belanda selama di Bali meninggalkan jejak yang bisa menarik wisatawan dalam berkunjung karena peninggalan Belanda ini sudah bisa kamu kunjungi saat liburan tentunya. Selain menjadi tempat wisata, fungsi peninggalan Belanda juga masih digunakan sebagaimana mestinya.

Penasaran bukan dengan peninggalan Belanda di Bali? Yuk simak lebih lanjut artikel ini!

Bukan hanya Jakarta yang bisa menerima julukan “Jakarta Kota Tua”, namun julukan ini pantas diberikan kepada Singaraja yang memiliki banyak sekali peninggalan Belanda, baik milik instansi pemerintahan maupun perorangan yang berdiri kokoh. Tak heran jika di Singaraja kita menemukan banyak sekali peninggalan Belanda karena Singaraja pernah menjadi Ibu Kota Sunda Kecil. Peninggalan Belanda ini selain bisa digunakan di instansi pemerintah juga dikembangkan di objek wisata.

Peninggalan Belanda yang Bisa DIkunjungi di Bali

Ada beberapa peninggalan Belanda di Bali yang bisa kamu kunjungi saat berlibur di Bali, yaitu:

1. SMP Negeri 1 Singaraja

Sebelum kemerdekaan Indonesia, bangunan sekolah SMP N 1 Singaraja ini merupakan sekolah MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs). Bangunan ini berdiri pada abad ke-19 masehi. Pada saat pemerintahan Belanda, bangunan ini berfungsi sebagai lembaga pendidikan kemiliteran dan gudang senjata. Namun, fungsi bangunan ini diubah pada saat pendudukan Jepang menjadi sekolah umum yang diberi nama dengan Chugakko yang bertahan sampai saat sekarang ini.

Arsitektur dari bangunan SMP N 1 Singaraja ini menjadi ciri khas tersendiri dan khas bangunan Belanda yang dipadukan dengan khasnya Bali yang menggunakan hias art deco yang populer di Belanda pada saat itu.. Tata ruang bangunan ini berbentuk model W, bagian depan memakai 5 pintu double dan 10 buah jendela double.

2. Jembatan Eks Pelabuhan Singaraja

Pulau Bali Jejak Peninggalan Belanda dan Kolonialisme

Jembatan eks pelabuhan Singaraja atau dikenal dengan sebutan Jembatan Kampung Tinggi yang dibangun pada abad ke-18. Bangunan jembatan ini memiliki arsitektur yang melengkung dengan bilah vertikal sebagai penyangga-nya yang terbuat dari beton. Pada saat pemerintahan Belanda, pelabuhan ini digunakan sebagai pintu gerbang utama Bali terutama untuk kegiatan distribusi barang.

Sehingga pelabuhan ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas yaitu kantor, dermaga, gudang bahkan terminal. Sejarah pada pelabuhan ini yaitu terjadinya perobekan bendera merah putih oleh Belanda dan menjadi pertarungan sengit antara Belanda dengan Tentara Keamanan Rakyat. Namun, pada saat ini eks pelabuhan Singaraja tidak difungsikan sebagaimana mestinya fungsi pelabuhan, akan tetapi menjadi daya tarik wisata dengan sejarah yang disimpannya.

3. Kawasan Jalan Ngurah Rai

Kawasan jalan ini merupakan kawasan perumahan elit pada pemerintahan Belanda. Serta, kawasan jalan Ngurah Rai ini dibangun oleh Belanda sebagai penghubung antara kantor pemerintahan dengan kawasan ekonomi yakni kawasan perdagangan dan pelabuhan Singaraja.

4. Istana Taman Ujung

Pembangun istana dilakukan pada saat pemerintahan Raja I Gusti Bagus Jelantik yang dirancang oleh seorang arsitek kebangsaan Belanda dan Tionghoa dengan memakan waktu selama 11 tahun. Istana ini dibangun dikawasan kolam Dirah (kolam pembuangan orang yang menguasai ilmu hitam) yang nantinya akan berfungsi sebagai tempat peristirahatan raja beserta keluarganya. Namun pada saat ini, kawasan ini dijadikan sebagai tempat atraksi turis.

5. Kantor Bupati Buleleng

Kantor bupati ini terletak di Jalan Pahlawan yang pada saat pemerintahan Belanda menjadi kantor Asisten Resident di Bali yang dibangun pada tahun 1849 M. fungsi bangunan ini pada pemerintahan Belanda sebaga tempat pusat pemerintahan di Kota Singaraja. Namun pada saat kemerdekaan, daerah ini difungsikan sebagai Gdung Veteran dan Perguruan Tinggi.

6. Jam Lonceng

Jika kamu melewati paru catus patung Catur Muka Denpasar, kamu akan melihat sebuah jam lonceng peninggalan Belanda yang menyebutkan bahwa posisi perempatan yang ada di jam lonceng ini sebagai Perempatan Lonceng. Lonceng ini dibangun pada tahun 1930-an. Jam ini memiliki keunikan tersendiri dimana jamnya yang berbentuk bulat dengan tiang penyangga lurus. Unik bukan?

7. SMA Negeri 1 Singaraja

SMA N 1 Singaraja ini dahulunya pada saat pemerintahan Belanda merupakan sebuah bangunan Hogere Middelbare School (HMS). Pemerintah Belanda mendirikan bangunan ini ketika Belanda menerapkan ethisce politiek yang ditandai dengan pembangunan pemerintahan lokal. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat belajar bagi masyarakat Bali dan Nusa Tenggara dengan tujuan menjadikan pemimpin-pemimpin daerah. SMA ini dibangun pada tahun 1950 dan menjadi sekolah menengah atas pertama yang ada di Bali.

8. Gereja GPIB Pniel Singaraja

Gereja ini dibangun pada saat pemerintahan Belanda pada tahun 1938 dengan arsitektur gaya gothic dengan dominasi bentuk lekungan patah. Dalam prasasti yang ditulis di depan gereja, awalnya gereja tersebut bernama Nederland Hervormmde Kerk yang artinya Gereja Belanda yang pertama. Sehingga hal ini membuat gereja ini menjadi gereja yang paling tertua di Bali.

Post a Comment