Notifikasi

Loading…

Keunikan Tradisi Mesuryak di Tabanan Bali

Tradisi Mesuryak merupakan salah satu tradisi unik yang diselenggarakan turun temurun oleh masyarakat di Desa Bongan, Tabanan, Bali. Keunikan tradisi Mesuryak menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak orang. Bukan hanya keunikannya saja, ada nilai dan makna dari setiap tradisi yang diselenggarakan. Simak artikel ini untuk mengetahui tradisi Mesuryak lebih dalam.

Sejarah Tradisi Mesuryak

Keunikan Tradisi Mesuryak di Bali

Tradisi Mesuryak di Bali berawal dari Kerajaan Tabanan. Sebagai salah satu kerajaan paling makmur dan maju di masanya, Kerajaan Tabanan memang memiliki daulat penuh di Bali. Pada masa tersebut, Desa Bongan yang menjadi salah satu bagian kekuasaan Raja Tabanan mendapatkan serangan. 

Raja pun akhirnya memerintahkan prajurit untuk menghadapi pengacau menggunakan senjata Tulup Empat. Para prajurit utusan Raja Tabanan akhirnya memenangkan peperangan dan berhasil mengalahkan pengacau. 

Desa Bongan sendiri merupakan desa yang makmur karena memiliki kekayaan alam dan hasil pertanian melimpah. Oleh sebab itu, Raja Tabanan yang memerintah memiliki kekayaan yang tiada habisnya. 

Namun meskipun kaya, Raja tetap bijaksana, dermawan, dan mengayomi seluruh rakyatnya. Mesuryak menjadi wujud kegembiraan atas kehidupan yang makmur dari Kerajaan Tabanan, khususnya Desa Bongan.

Tujuan Tradisi Mesuryak

Mesuryak memiliki arti bersorak atau bergembira. Jadi, masyarakat atau peserta akan bersemangat dan bersorak dengan gembiranya. Bukan hanya keseruan dan suka cita saja, tradisi Mesuryak sebenarnya memiliki tujuan dan maknanya tersendiri.

Tujuan utamanya yaitu mempersembahkan atau membekali leluhur yang turun pada Hari Raya Galungan. Bekal tersebut diharapkan mampu membawa mereka kembali ke alam surga dengan tenang dan damai. 

Umat Hindu memang meyakini bahwa arwah atau roh leluhur akan turun ke dunia pada Hari Raya Galungan. Selanjutnya, roh leluhur kembali ke surga pada Hari Raya Kuningan. Nah, tradisi Mesuryak memberikan bekal untuk dibawa kembali ke surga.

Bekal tersebut berupa sesajen yang mana bentuk nyatanya salah satunya yaitu memberikan uang. Selain itu, banyak masyarakat yang percaya bahwa memberikan bekal pada leluhur akan memberikan timbal balik. Timbal balik tersebut berupa perlindungan pada keturunan dan kedamaian dalam hidup. 

Waktu Penyelenggaraan Tradisi Mesuryak

Keunikan tradisi Mesuryak juga ada pada waktu pelaksanaannya. Seperti yang disebutkan sebelumnya, masyarakat melakukan tradisi Mesuryak untuk memberikan bekal pada roh leluhur saat kembali ke surga. 

Oleh sebab itu, tradisi Mesuryak diselenggarakan di Hari Raya Kuning atau 10 hari setelah Galungan. Masyarakat menyelenggarakannya setiap enam bulan sekali. Waktu penyelenggaraannya biasanya sama.

Adapun upacara biasanya dilakukan mulai pukul 09.00 WITA sampai dengan 12.00 WITA. Hal yang harus diperhatikan yaitu upacara tidak boleh dilakukan setelah pukul 12.00 WITA. Pasalnya, masyarakat meyakini bahwa setelah waktu tersebut para roh leluhur sudah kembali ke surga.

Aturan Tradisi Mesuryak

Mesuryak merupakan tradisi nenek moyang yang diikuti oleh seluruh masyarakat Tabanan, Bali. Mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga orang tua semuanya mengikutinya. 

Tradisi Mesuryak di Tabanan dimulai dengan ibadah di rumah masing-masing. Selanjutnya masyarakat menuju Pura Meraja (pura keluarga besar) dan Pura Khayangan Tiga untuk melanjutkan ibadah. 

Tujuan ibadah yaitu meminta keselamatan Ida Sang Hyang Widhi Wasa serta para leluhur. Sejak Hari Raya Galungan sampai dengan Hari Raya Kuningan. Nanti akan ada rangkaian sesaji untuk perjalanan ke Swarga Loka. 

Sesaji tersebut akan disiapkan kemudian diletakkan di depan pintu gerbang masing-masing rumah. Isian sesaji yang dikenal dengan nama banten pengadegan tersebut yaitu nasi, telur, pis bolong atau uang kepeng. 

Tidak ada aturan untuk jumlah uang kepengnya. Semuanya disesuaikan dengan kemampuan masing-masing keluarga. Setelah itu, para sesepuh Hindu atau pendeta akan melantunkan pujian. Acara ditutup dengan Mesuryak yang cukup meriah.

Mesuryak dilakukan dengan cara melemparkan uang ke atas kepala. Jika uang jatuh ke bawah, masyarakat akan memperebutkan uang tersebut. Bukan kerusuhan, kondisi tersebut malah memunculkan keakraban antar warga.

Uang kepeng hanya digunakan di masa lalu. Namun karena perkembangan zaman, sekarang tradisi Mesuryak menggunakan uang kertas dan logam. 

Itulah informasi mengenai keunikan tradisi Mesuryak yang dijalankan oleh masyarakat Tabanan, Bali. Bukan hanya masalah membagi-bagikan uang saja, ada makna dan tujuan lebih dalam pada tradisi ini. Semoga bermanfaat ya!

Post a Comment