Apa itu Pengayam Ayaman ? Begini Cara Menang Di Arena Sabung Ayam Bali - Payana Dewa
Notifikasi

Loading…

Apa itu Pengayam Ayaman ? Begini Cara Menang Di Arena Sabung Ayam Bali

 


Masyarakat Bali terkenal dengan tradisinya yang masih tertanam kuat dalam setiap aspek kehidupan berdasarkan aturan-aturan tertentu yang umumnya tertulis dalam lontar. Salah satu pedoman yang dijadikan acuan bagi bebotoh (pelaku sabung ayam) adalah mendepak ayam.

Arti Lontar

Bagi masyarakat Bali, lontar merupakan naskah yang dianggap sakral dan menjadi penunjuk jalan atau penunjuk jalan dalam kehidupan sehari-hari. Kini semakin banyak orang yang mempelajari Lontar untuk melestarikannya sekaligus menerapkannya untuk kehidupan yang lebih baik.


Lontar menyimpan ilmu, ide, pedoman dan nasehat yang bisa menjadi pedoman bagi masyarakat. Lontar sendiri berasal dari kata “rontal” yang artinya daun lembah (sejenis pohon palem). Dahulu lembaran ini menjadi media tulis untuk menuliskan cerita dan aturan tertentu.

Lontar Ayaman dan hubungannya dengan Tajen

Sebelum mempelajari pengertian dari tajen sabung ayam ini, ada baiknya untuk memahami pengertian dari tajen terlebih dahulu. Masyarakat tradisional Indonesia pada umumnya mengenal aktivitas ayam aduan sebagai sarana bersosialisasi. Di Bali, sabung ayam ini dikenal dengan istilah Tajen.


Penyebutan istilah ini berasal dari kata spur, sebuah pisau kecil yang ditempelkan di belakang kaki ayam jago. Pacu ini berfungsi sebagai senjata untuk melukai lawan saat ayam jago bertarung. Sabung ayam adalah kegiatan yang sangat populer di Bali.

Meski tidak ikut adu ayam jago, banyak warga yang datang ke Tajen Arena hanya untuk melihat tontonan yang menarik minat mereka. Bahkan, kegiatan ini juga menjadi daya tarik yang menarik wisatawan. Tak jarang, Tajen Arena seolah disulap menjadi tempat hiburan populer dengan berbagai pedagang kecil.


Bagi Bebotoh sendiri, tajen merupakan ajang untuk menunjukkan ayam mana yang lebih unggul. Berbagai perlakuan khusus diberikan oleh para pelaku sabung ayam kepada jagoan andalannya agar tampil berbaju zirah dalam pertarungan. Tentu para seniman tajen ini banyak yang mengikuti pedoman Lontar Pengayam Ayaman.


Panduan tertulis dalam manuskrip kuno untuk menemukan tempat berlindung yang tepat. Panduannya berdasarkan perhitungan Wuku, Pancawara, Saptawara untuk menang. Ada juga penjelasan pantangan, misalnya tali wangke. Jika Anda melanggar batasan ini, ayam yang seharusnya menang bisa kalah.


Asal Usul Sabung Ayam Di Bali

Ada dua jenis tradisi sabung ayam di Bali yaitu Tajen dan Tabuh Rah. Berbeda dengan tajen, tabuh rah adalah kegiatan mengadu ayam yang merupakan bagian dari upacara keagamaan. Biasanya sabung ayam ini merupakan bagian dari prosesi pada saat ritual buta yadnya.


Pertunjukan Tabuh Rah ini biasanya dilakukan di tempat yang tidak terlalu jauh dari pura. Ayam yang kalah dalam pertarungan akan disembelih sebagai bentuk kurban dengan harapan agar semua masyarakat terhindar dari hal-hal yang buruk. Sebagai bagian dari upacara keagamaan, bebotoh juga harus mengenakan pakaian adat dan pelaksanaannya juga lebih sakral.

Dalam perkembangannya, sabung ayam tidak hanya pada masa tabuh ayam saja. Daya pikat keseruan sabung ayam memunculkan tajen, yaitu sabung ayam yang lebih condong ke bentuk kesenangan. Tak jarang kegiatan ini dibarengi dengan pertaruhan.


Upaya memenangkan tajen dengan mengikuti pedoman lontar kuno

Naskah lontar kuno ini memuat segala hal yang berhubungan dengan sabung ayam. Mulai dari memilih ayam, arena pertempuran dan lainnya. Asal usulnya adalah membuat panduan bagi orang-orang yang mengadu ayam. Berikut adalah beberapa hal yang termasuk di dalamnya.


1. Jenis ayam yang bagus untuk dipertaruhkan

Banyak pertimbangan saat memilih ayam untuk bertanding. Bentuk kaki, jengger, keturunan dan warna bulu menjadi perhatian utama. Sang Bebotoh mengikuti petunjuk di dahaknya untuk memilih ayam. Ada juga ayam yang tidak boleh ikut tajen yaitu yang disebut Raja Wilah dan Camah. Jika sampai terluka itu diyakini mengarah ke hal-hal buruk.

2. Memberi nama ayam

Sebelumnya telah disebutkan bahwa salah satu pertimbangan dalam memilih ayam jago adalah ciri fisiknya. Untuk memudahkan, ada nama khusus yang mengacu pada sifat fisik ini. Berikut beberapa di antaranya berdasarkan warna bulunya.

Kelawu: Ayam jantan berbulu abu-abu

Brumbun: ayam jantan yang bulunya merupakan perpaduan warna merah, putih, dan hitam

Buik : Ayam aduan dengan bulu berwarna-warni

Sa : ayam aduan yang bulunya hanya berwarna putih

Biying: Ayam jantan berbulu merah

Selain aspek warna, nama ayam aduan ini juga didasarkan pada ciri-ciri tertentu seperti yang tercantum dalam daftar berikut.


Jambul: Ayam aduan dengan bulu panjang di kepalanya

Godek : Ayam aduan dengan bulu panjang di kakinya

Ook: ayam jantan dengan bulu tebal di lehernya

Sangkur: ayam jantan tanpa bulu ekor

3. Hari yang tepat untuk mengaduk ayam jantan

Semuanya dirangkum secara detail dalam panduan ejeksi, mulai dari hari yang tepat pengaduan hingga arahan pelepasan. Di satu sisi, setiap ayam jantan memiliki hari baik mereka sendiri dalam pertempuran. Jadi saat Anda menurunkan ayam untuk bertarung, Anda juga perlu mempertimbangkan harinya.


Dalam manuskrip lama tentang pertandingan ini, penjelasan lengkap akan ditulis dalam seminggu. Misalnya Montag Pahing, arah perjalanan yang benar adalah dari rumah ke arah Hahnenkampfarena ke arah utara dan selatan. Jenis ayam yang berpotensi menang adalah Wangkas, Sekunte Bangkarna dan Biying. Yang bisa kalah adalah Klawu, Brumbun dan lainnya.

Demikian penjelasan singkat dari Lontar Pengayam Ayaman panduan menang sabung ayam Bali. Naskah ini merupakan salah satu warisan budaya yang membuktikan kearifan pemikiran masyarakat purba dalam kehidupan.

Post a Comment