Notifikasi

Loading…

Upacara Untuk Yang Menggugurkan Kandungan (Warak Keruron atau Pengepah Ayu)

Upacara Warak Keruron atau Pengepah Ayu (Keguguran) ini mungkin sangat jarang kita dengar dan jarang pernah kita lihat implementasinya karena berbagai alasan. Tetapi, sebagai umat Hindu yang percaya dengan keberadaan Sang Hyang Atma hingga sangatlah penting untuk melaksanakan upacara terhadap si cabang bayi yang mengalami keguguran (keruron), meskipun belum berwujud, agar tidak menyebabkan kekacauan (ngrubeda) dalam keluarga, melalui upacara yang disebut dengan upacara "Pengepah Ayu" akibat keguguran (Warak Keruron) atau mengugurkan kandungan (Dhanda Bharunana).

Adapun pelaksanaan upakara ini berdasarkan Lontar Tutur Lebur Gangsa dan Sunari Gama, sebagai berikut :

  1. Proses pelaksanaan upakara ini dilaksanakan di laut/segara. Akan tetapi, sebelum pelaksanaan upacara di laut, pertama kali wajib mengadakan upacara Pakeling dan Upacara Guru Piduka di Kemulan, kemudian nunas tirta untuk dibawa ke laut, dengan upakara : Upakara Meguru Piduka di Kemulan : Daksina Pejati, Ketipat, Pras dan runtutannya.
  2. Persembahan Banten Guru yaitu: Mealed Taledan, raka-raka sarwa galahan, tumpeng guru, kojong rangkadan dan sampian jeet guak.
  3. Sesayut Guru Piduka/Bendu Piduka : taledan kulit sesayut, raka-raka jangkep, tumpeng putih meklongkang plekir, kojong rangkadan, limang tebih jaja bendu, suci, kwangen 1 buah, sampyan naga sari, penyeneng, wadah uyah, pebersihan dan runtutannya. Upakara di tempat keguguran dilakukan pecaruan Sapuh Awu.
  4. Berikut, upakara di pinggir laut/di pasir pantai, dilakukan dengan prosesi :

  • Membuat pempatan agung menggunakan kain (kasa) putih.
  • Nanceb sanggah cucuk : upasaksi ke Surya munggah banten daksina, katipat pras, punjung serta runtutannya dan ring sor sanggah : segehan gede asoroh

Untuk di Natar Segara, Bantenya Sebagai Beeikut:

  1. Banten yang dipakai untuk roh bayi : bunga pudak, bangsah pisang, kereb sari, punjung dan banten bajang.
  2. Banten untuk ngulapin roh bayi : sorohan, pengulapan-pengambeyan, peras, daksina, ketipat, kelungah nyuh gading disurat ong kara (genah ngadegan roh bayi), kemudian dilakukan pemujaan (mengembalikan kepada sanghyang sankan paraning pemadi) ruh bayi tersebut, dan kemudian bangtiangcruh bayi tersebut untuk mendapatkan tempat yang baik.
  3. Setelah itu klungah nyuh gading dan semua banten yang digunakan dihanyutkan ke laut.
  4. Yang terakhir pemuput Upacara pengepah ayu ini bisa dilakukan oleh pemangku yang di yakini atau khususnya pemangku kayangan tiga atau Dalem lan Mrajapati.

Semoga Bermanfaat, silakan simak artikel payanadewa.com untuk tulisan lainnya.

Om Santhi, Santhi, Santhi Om.

Post a Comment