Wanita Dijajah Pria Sejak Dulu, dijadikan Perhiasan Sangkar Madu - Payana Dewa
Notifikasi

Loading…

Wanita Dijajah Pria Sejak Dulu, dijadikan Perhiasan Sangkar Madu



Inilah penggalan lirik lagu Sabda Alam yang lekat benar dalam ingatanku. Sebuah lagu karya Ismail Marzuki yang usianya sudah sangat tua. Lagu yang mengisahkan tentang kelemahan dan ketidak-berdayaan wanita. Wanita adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sejak dulu digambarkan sebagai makhluk yang lemah, penuh kelembutan, menarik dan juga penuh misteri.

Banyak hal yang tidak mungkin terjadi akan tetapi bisa dilakukan oleh seorang wanita yang lemah dan lembut itu. Wanita bisa menjadi sosok yang sangat kuat dan sangat tangguh, menjadi sekuat karang dan setangguh gunung es.
Di belahan dunia yang besar ini, segala sesuatu yang indah pun sering kali diidentikkan dengan wanita.

Wanita diibaratkan dengan bunga, sesuatu yang indah, cantik, berseri, harum dan menyegarkan. Dari keindahannya ini banyak pula para lelaki yang pada akhirnya bertekuk lutut di sudut kerling wanita. Sejak dulu, wanita selalu dikatakan penuh misteri, wanita selalu menarik untuk diperbincangkan, wanita selalu menjadi bagian sejarah dalam setiap perjalanan jaman.

Beberapa mitos dan cerita tentang wanita hampir selalu ada di setiap penjuru dunia. Dalam budaya Thailand misalnya, terdapat sebuah mitos tentang pohon ajaib yang buahnya menyerupai tubuh sorang gadis. Dari situlah mereka menyebut buah tersebut dengan nama “makalee pon”, yang artinya : Wanita yang terlahir dari sebuah pohon di hutan Himmapen.
Hutan Himmapen adalah hutan hunian atau hutan jin. Konon katanya ketika buah ini jatuh ke tanah, ia akan berubah menjadi seorang wanita. Dan dalam mitos agama Budha di Thailand, wanita-wanita inilah yang kelak akan menjadi istri-istri para pertapa.

Di dalam kehidupan, wanita memang selalu bisa menjadi peran utama yang baik. Seperti diceritakan pada jaman Nabi Sulaiman dimana ilmu sihir masih banyak dipergunakan, Nabi pernah digoda oleh bangsa jin untuk menanam sebuah pohon di istana-nya.

Dikatakan oleh jin bahwa pohon itu memiliki buah ajaib, yang apabila buahnya sudah masak dan sangat matang akan berubah menjadi seorang wanita yang sangat cantik. Tetapi Nabi menolak bujukan itu karena Nabi mengetahui bahwa pohon itu adalah hasil sihir jin yang bisa menimbulkan dosa besar.
Sudah terukir didalam sejarah bahwa beberapa wanita cantik dan tangguh pernah memperkokoh kejayaan Indonesia, seperti Gayatri Rajapatni.

Dia terkenal sebagai ibu suri Kerajaan Majapahit semasa putrinya Tribuwana Wijayatunggadewi naik tahta.
Beliau ternyata berperan sebagai penasihat spiritual untuk raja-raja Majapahit hingga akhir hayatnya. Begitu pula dengan Tribuwana Wijayatunggadewi. Dibalik kecantikan dan kelemah lembutannya, ia mampu membuktikan dan mempertahankan keutuhan Kerajaan Majapahit, dan berandil besar dalam membawa kerajaan Majapahit menguasai hampir seluruh Nusantara. Dalam etimologi Jawa, kata wanita berasal dari frasa “wani ditoto” atau berani diatur.

Nah, sebutan wanita disini dimaknai berdasarkan kemampuannya untuk tunduk dan patuh pada lelaki sesuai dengan perkembangan budaya di tanah Jawa pada masa tersebut. Sementara itu menurut bahasa Sansekerta kata perempuan muncul dari kata “ per-empu-an”.
“Per” memiliki makna makhluk dan “empu” artinya mulia, tuan atau mahir.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa makna kata perempuan adalah makhluk yang mulia atau makhluk yang memiliki kemampuan. Apapun mitos, cerita, peran dan bahasan tentang wanita, yang pasti wanita telah diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk yang mulia.
Opini, wanita diciptakan untuk menjalani kodratnya sebagai ibu, yang ditakdirkan untuk mensyukuri rasa sakit saat melahirkan, mendidik dan menyayangi manusia hingga akhir jaman.

Kehangatan dan kenyamanan adalah sifat wanita secara umum. Seorang anak yang menangis akan merasa nyaman ketika sang ibu memeluknya, memberikan rasa hangat, nyaman dan menentramkan hati. Bahkan sampai setua apapun kita, kita masih ingin merasakan belaian kasih sayang ibu.

Dan inilah salah satu keajaiban dan kemuliaan wanita. Ibu, ibu, ibu. Ibu adalah wanita. Surga di bawah telapak kaki ibu. Wanita adalah tiang negara. Kata-kata itu hanya dipersembahkan untuk wanita.

Ternyata di balik kelemahan fisik wanita tersimpan kekuatan gaib yang maha dahsyat yang telah dirahmatkan Tuhan untuk wanita. Ibuku yang pintar dan penyabar pun pernah menasihati aku. “Menjadi wanita harus bisa seperti pohon,” kata beliau. Dan ketika aku menjalani kenyataan dalam kehidupan ini, peran untuk bisa menjadi seperti pohon ternyata benar-benar harus bisa aku jalani. 
Nasihat ini selalu memberiku kekuatan dan semangat untuk terus berjuang dengan keikhlasan. “Lihatlah pohon !” kata beliau saat itu. “Dia selalu meneduhkan. Dia selalu tumbuh dengan sabar, perlahan tanpa ada batas waktu. Dia selalu bisa menyesuaikan diri dimanapun dia tumbuh.

Apapun kondisinya, oksigen selalu disedekahkan untuk sekitarnya. Semua bagian dari pohon bisa bekerjasama dengan baik, penuh rahmat dan keikhlasan tanpa pernah ada yang mengeluh. Akarnya berfungsi menyokong berdirinya tumbuhan, dia harus kuat dan kokoh meski diterjang angin kencang. Batang pohon sebagai penghubung antara akar dengan tajuk pohon. Daun selalu berisi klorofil yang berfungsi menyerap sinar matahari untuk diolahnya menjadi energi dan gula. Ketika dia berbunga, bunganya tampak cantik dan indah. Ketika ada penyerbukan bisa menghasilkan buah. Buahnya akan dinikmati manusia.

Dia selalu ikhlas, penuh kesabaran, selalu berjuang dan bermanfaat sampai akhir hayatnya.” Mungkin seperti itulah cermin untuk menjadi seorang wanita. Makhluk Tuhan yang ditakdirkan penuh dengan kemuliaan. Makhluk Tuhan yang selalu diselimuti dengan keindahan rahasia-Nya. Di dalam kemuliaannya harus ada keihklasan dan kesabaran.

Di dalam kelembutan dan kelemahannya, wanita harus mampu melindungi, memberikan kasih sayang dan memberikan manfaat untuk keluarga dan sekitarnya. Wanita harus sehat dan kuat secara mental dan fisik, karena dia juga diibaratkan menjadi akar sebuah pohon, tidak goyah meski diterpa angin yang kencang.

Wanita harus cerdas, cerdik dan pandai karena dia harus mampu mengatur dan mengendalikan berbagai hal untuk putra-putrinya, keluarga dan lingkungan sekitarnya. Ibarat daun, wanita harus selalu tabah dan selalu bisa memberi semangat.

Semua wanita di dunia ini selalu dipuji dengan sebutan cantik, seperti cantiknya sekuntum bunga, karena memang benar wanita adalah makhluk yang cantik, makhluk yang dirahmati dengan kasih sayang, ditakdirkan untuk mengandung, melahirkan, mengayomi, serta mendidik untuk menjadi insan yang beriman, kokoh dan tangguh.

Jadi, wanita harus bisa menjadi perempuan, yaitu makhluk yang mulia, makhluk yang dianugerahi kemampuan luar biasa.
Post a Comment