Sejarah Ogoh-ogoh Bali - Payana Dewa
Notifikasi

Loading…

Sejarah Ogoh-ogoh Bali

Ogoh-ogoh Stt Gerenceng 2019
Dalam progress Ogoh-ogoh Stt Gerenceng 2019 

Ogoh-Ogoh adalah patung besar yang dibangun untuk parade Ngrupuk, yang berlangsung pada malam sebelum hari Nyepi di Bali, Indonesia.

Ogoh-ogoh biasanya memiliki bentuk makhluk mitologis, kebanyakan iblis. Seperti halnya banyak usaha kreatif berdasarkan Hindu Bali, penciptaan Ogoh-ogoh mewakili tujuan spiritual yang diilhami oleh filsafat Hindu.

Tujuan utama pembuatan Ogoh-ogoh adalah pemurnian lingkungan alami dari setiap polutan spiritual yang dipancarkan dari aktivitas makhluk hidup (terutama manusia). Bentuk-bentuk Ogoh-ogoh mewakili Bhuta-Kala (Bhuta: energi abadi, Kala: waktu abadi), menurut ajaran Hindu. Potensi alam yang tak terlihat tidak dapat dieksplorasi secara menyeluruh oleh siapa pun. Secara filosofis, manusia beradab dituntut untuk mengelola sumber daya alam tanpa merusak lingkungan itu sendiri.

Selain sebagai simbol Bhuta-Kala, Ogoh-ogoh dianggap sebagai simbol mode alam yang membentuk karakter jahat dari makhluk hidup. Setiap desa biasanya membangun satu Ogoh-ogoh terutama dibangun oleh masing-masing desa Seka Truna Truni (organisasi pemuda desa Baliness), tetapi seringkali beberapa ogoh-ogoh yang lebih kecil juga dibangun oleh kelompok anak-anak di sekitar desa. Beberapa seniman juga biasanya membangun satu. Setelah diarak di konvoi di sekitar kota, itu akan dibakar menjadi abu di kuburan sebagai simbol penyucian diri.

Ogoh-ogoh biasanya berdiri di atas papan yang terbuat dari papan kayu dan bambu. Pad ini dirancang untuk menopang Ogoh-ogoh saat sedang diangkat dan dibawa di sekitar desa atau alun-alun kota. Biasanya ada delapan atau lebih pria yang membawa Ogoh-ogoh di pundak mereka. Prosesi ini diiringi oleh musik orkestra yang dibawakan oleh para pemuda. Penggunaan suar juga merupakan bagian utama dari pawai.

Selama prosesi, Ogoh-ogoh diputar berlawanan arah jarum jam sebanyak tiga kali. Tindakan ini dilakukan di setiap persimpangan dan perempatan desa. Memutar gambar selama parade kremasi dan malam Nyepi mewakili kontak tubuh dengan roh. Hal ini dimaksudkan untuk membingungkan roh-roh jahat sehingga mereka pergi dan tidak lagi menyakiti manusia.

Ogoh-ogoh adalah tambahan yang sangat baru untuk upacara Nyepi, pertama kali muncul di Denpasar pada awal 1980-an.

Nyepi adalah Tahun Baru Bali dalam kalender Saka Bali Keheningan 24 jam di seluruh Bali, disediakan untuk refleksi diri dan meditasi 4 filosofi penting Nyepi adalah:
  1. Amati Geni: tidak ada api atau cahaya, termasuk tidak ada listrik
  2.  Amati Karya: tidak bekerja 
  3.  Amati Lelunganan: tidak bepergian 
  4.  Amati Lelanguan: puasa dan hiburan tanpa pamrih 


Semoga Anda mendapatkan hari Nyepi yang damai!