Notifikasi

Loading…

Tak Hanya Indah, Ini Dia Makna Dari Suara Gamelan di Bali

Gamelan Bali erat kaitannya dengan upacara-upacara keagamaan di Bali. Tak hanya sekedar pengiring nada-nada ini memiliki makna suara gamelan Bali.

Meski hampir sama dengan gamelan Jawa, namun suara atau musik dari Gamelan Bali memiliki ciri khas tersendiri. Kekhasan tersebut memiliki makna dari suara Gamelan di Bali sesuai dengan karakteristik masyarakat Bali.

makna suara gamelan di bali

Gamelan Bali atau dikenal juga dengan Gambelan memiliki suara yang meledak-ledak dengan karakter kuat dan dinamis. Hal tersebut menjadi pembeda antara gamelan Bali dan Jawa. Ditambah dengan adanya ceng-cengan sebagai ciri khas Gamelan Bali membuat gambelan memiliki warna tersendiri.

Fungsi Gamelan Bali

Bagi masyarakat Bali, gamelan Bali atau Gambelan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Gamelan Bali tidak hanya menimbulkan suara indah namun juga memiliki fungsi sakral. 

Sebelumnya gambelan dianggap sebagai wewalen atau seni upacara keagamaan semata. Seiring dengan perubahan zaman dan berkembangnya wisata di Bali, gambelan tak hanya sekedar sakral dalam upacara keagamaan namun dianggap hal yang profan atau biasa dimainkan dan menjadi hal yang lumrah untuk dimainkan sehari-hari.

Artinya masyarakat Bali, kini tidak perlu menunggu upacara atau ritual khusus untuk mendengarkan suara gamelan Bali.

Penggunaan gamelan pun berbeda-beda dan disesuaikan dengan jenis upacara yang dilakoni. Umumnya gamelan "baleganjur" dan "bebonangan" merupakan gambelan untuk mengiringi prosesi keagamaan. 

Namun kini, Anda ataupun masyarakat Bali dapat dengan mudah menikmati merdunya suara gamelan tanpa harus menunggu momen khusus. Anda dapat menikmatinya melalui pementasan rutin, festival, pameran maupun pementasan kesenian lainnya. 

Makna dari Suara Gamelan Bali

Catatan sejarah gamelan bali bahkan makna suara dari Gamelan di Bali sudah termaktub pada beberapa lontar. Dalam lontar-lontar tersebut dijelaskan bagaimana makna suara yang timbul dari bilah-bilah gamelan Bali beserta dewa-dewa yang menguasai Nada tersebut.

Tentu saja dengan termaktubnya catatan mengenai nada gambelan, semakin meyakinkan bahwa suara gambelan tidak hanya sekedar indah namun memiliki makna spritual yang sangat tinggi.

Asal Mula Nada Suara Gamelan Bali

Berdasarkan catatan lontar, disebutkan bahwa bunyi gamelan disusun berdasarkan pada suara gemuruh yang berada di dasar bumi yang disebut prakempa dan berakhir dengan dentuman besar. 

Suara tersebut erat kaitannya dengan terbentuknya bumi atau teori big bang, dimana suara tersebut disebut sebagai Nada Brahman atau suara Om. 

Bhagawan Wismakarma kemudian memecah bunyi tersebut dan mengelompokkannya menjadi dua nada pentatonis yakni kelompok laras pelog dan kelompok laras salendro. 

Kelompok tersebut menjadi simbol dari dua dewa, laras pelog adalah simbol maskulinitas yang diwakili oleh Dewa Kama Jaya sedangkan laras salendro merupakan simbol feminim yang diwakili oleh Dewi Kama Ratih.

Nada Pentatonik pada Suara Gamelan Bali

Penggunaan tangga nada pentatonis di gamelan Bali diwakili oleh tangga nada ding dong deng dung dang. Tangga nada ini memiliki 2 kelompok yakni laras pelog yang mewakili sisi maskulin dan laras salendro sebagai sisi feminim.

1. Laras Pelog

JIka dikonversi pada  tangga nada diatonis laras pelog menggunakan nada do-mi-fa-sol-si. Penggunaan 5 nada tersebut membuat Pelog digolongkan dalam tangga nada pentatonik

Laras pelog yang mewakili sisi maskulin memiliki sifat yang tenang dan khidmat. Anda dapat menikmati laras pelog dalam lagu Macepet-Cepetan, dan Ngusak Asing.

2. Laras Salendro

Laras Salendro adalah tangga nada pentatonik yang terdiri atas lima nada pokok dengan jarak yang berbeda-beda. Tangga nada ini disusun berdasarkan jarak antarnada yang tersusun atas do-re-mi-sol-la. 

Laras Salendro yang mewakili sisi feminim memiliki karakter yang gembira dan semangat. Anda dapat menikmati laras salendro pada janger Bali.

Makna Suara Gamelan Bali

Bagi Masyarakat Bali Sendiri, suara gamelan tidak hanya sekedar nada belaka. Kedua laras dalam gambelan yakni pelog dan salendro sudah termaktub dalam beberapa lontar yang menyebutkan asal mula gambelan dan makna dari suara yang dihasilkannya sebagai perwakilan suara dewa.

Disebutkan bahwa Dewata Nawa Sanga, Dewa yang menguasai 9 arah mata angin merupakan dewa yang menguasai 5 nada tersebut. Nada yang dihasilkan dari bilah daun gamelan memiliki vibrasi dan gelombang tersendiri  yang terhubung dengan dewa penguasa.

Nada atau suara dari gambelan bersifat religius berdasarkan prinsip yang dinamakan siwam (kesucian), Satyam (kebenaran) dan Sundaram (keindahan).

Post a Comment