Notifikasi

Loading…

Lontar Pengayam-ayam Dalam Tajen (Sabung Ayam) Bali

Berbicara tentang Bali mungkin bukan hal yang baru kita dengar lagi. Dimana Bali sangat terkenal dengan pariwisata dan budayanya yang masih dipegang oleh masyarakatnya. Bali sendiri juga merupakan tujuan wisata yang terkenal di dunia saat ini. Namun dari sekian banyak hal yang kita ketahui tentang Bali, salah satu yang paling unik adalah tajen, atau tradisi sabung ayam. Dimana permainan ini merupakan tradisi kuno yang masih dijaga oleh masyarakat disana.


Sabung ayam di Bali bisa sedikit berbeda dengan permainan sabung ayam pada umumnya. Dimana dalam permainan tajen ini adalah seekor ayam yang menggunakan taji pisau buatan yang ditempelkan pada kaki ayam tersebut. Pisau taji ini berfungsi sebagai senjata untuk melumpuhkan lawannya. Game jenis ini mungkin terkesan sedikit sadis dan kejam. Namun permainan inipun sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Bali, sesuai dengan tradisi daerahnya masing-masing.


Saat ini sudah ada permainan sabung ayam seperti Tajen yang menghadirkan salah satu dari sekian banyak situs terkenal yaitu s128. Mirip dengan permainan sabung ayam yang ada di Bali, situs ini juga menampilkan permainan sabung ayam yang menggunakan taji pisau.


Tajen pada dasarnya merupakan kegiatan yang dulunya merupakan rangkaian upacara keagamaan bagi umat Hindu. Adu ayam ini bahkan merupakan bagian dari rangkaian upacara keagamaan yaitu Tabuh Rah. Upacara Tabuh Rah membutuhkan darah yang menetes sebagai simbol penyucian manusia dari keserakahan atau keserakahan akan nilai-nilai materi duniawi. Selain itu, upacara Tabuh Rah juga merupakan simbol permohonan agar terhindar dari penderitaan.

Dalam permainan sabung ayam Bali ini ada Lontar tua yang berbicara tentang bagaimana memilih ayam aduan, warna ayam dan selamat berjuang untuk menang. Dahak tersebut dikenal dengan Lontar Pengayam-ayam yang digunakan oleh para petarung untuk menentukan apa saja yang perlu diperhatikan sebelum kegiatan sabung ayam berlangsung.


Sputum ini juga menjelaskan penamaan ayam berdasarkan warna bulu atau penampakan fisik ayam tersebut. Berikut penamaan ayam aduan Bali :


Buik, sebutan untuk ayam jantan berbulu warna-warni

Kelau atau kelawu, untuk ayam jantan berbulu abu-abu

Bihing atau Biying, nama ayam jago berbulu merah

Wangkas, sebutan untuk ayam jantan dengan bulu putih di bagian dada dan sayap berwarna merah

Brumbun untuk "petarung" dengan kombinasi warna bulu merah, putih, dan hitam.

Sa, nama ayam berbulu putih.

Ook, sebutan untuk ayam jago yang bulunya sangat lebat

Crest, nama yang diberikan untuk ayam jago ketika memiliki bulu (jambul) yang tumbuh di kepalanya

Godek, untuk ayam yang kakinya berbulu.

Sangkur, untuk ayam jantan yang kondisi fisiknya tidak memiliki bulu ekor

Dahak ayam panayama banyak menjelaskan tentang tajen ini. Lontar ini masih digunakan oleh banyak orang hingga saat ini. Berikut ini adalah beberapa kutipan yang termasuk dalam ejeksi.


CARKAN AYAM UTAMA

AYAM KEBO BAWA: AYAM Sangkur wok jambul sandeh bangkarna godeg gerup digambarkan dengan paruh bengkok/distorsi

TURUNAN AYAM SAGHYANG SLICKY: Ayam Matane Sekadi Matan Daging Kambing

AYAM TAN MEBULU KOPING, SEKADI KOPING LASAN

GUDING AYAM SUARA : Suarane tertunduk 2-3 menjauh, masih jongkok di tour

AYAM KRUYUKNE BAWAK LAN MEGEREM SUARANE

MATA UNIVERSAL AYAM : Daging Jambul Serawah Kedas dan Partnia

BRUMBUN SELEM HUHN MATA PUTIH SANGAT BERPENGARUH, TAN DADI LAWANANG SEKEDAS

AYAM PELUNG (ALAB) PURUH KUNING BANGKARNA - PENGARUH PISAN

AYAM WONG GADING - sangat enak (Ayam Tapak Lidah Waras Ipune)

Lontar Tajen Pengayaman Sadwara

tungleh; Biying bayonet, pemenang kuning-hijau. wangkas kedas, biying ikuhan talu

Arya; Sawah kuning yang menang. buik talu

Urukung; Suku biru adalah untuk ketenaran. Ijo alab, Buik kedas talu

paniron; Ijo kedas jaya. Biying kuning, wangkas kuning talu

Adalah; Kemenangan kedas Wangka. Buik kedas, biying kedas talu

Maulu; Kemenangan Jambul. Bayonet

Ini adalah sebagian kecil ulasan kami tentang Lontar Pengayam-ayam di Tajen (Adu Ayam) Bali. Semoga bisa menambah wawasan kita tentang tradisi dan budaya Bali yang masih terekam hingga saat ini. Salam hobi.

Post a Comment