Sejarah Leluhur Desa Kedisan, Abang, Terunyan, dan Songan Batur Bangli - Payana Dewa
Notifikasi

Loading…

Sejarah Leluhur Desa Kedisan, Abang, Terunyan, dan Songan Batur Bangli

Warga Kedisan, Abang, Trunyan, dan Songan Batur Bangli disebut berhubungan saudara lewat beberapa kisah. Salah satunya adalah cerita versi Desa Trunyan.

Sejarah Leluhur Desa Kedisan, Abang, Terunyan, dan Songan Batur Bangli

Menurut legenda, kni berkaitan dengan kisah pencarian pohon Taru Menyan yang keharumannya hingga sampai ke Pulau Jawa. Cerita ini dirangkum oleh Thomas A.Reuter dalam bukunya yang berjudul “Custodians of The Sacred Mountains”.

Dijangkakan, Raja Solo mengirim ke empat orang anaknya ke Bali untuk mencari sumber minyak wangi aneh yang keharumannya mencapai sejauh istananya di Jawa Tengah.

Ketiga orang saudara laki-laki dan perempuan yang paling muda mengikuti bau yang begitu keras itu. Bau itu berasal dari sebuah pohon kapur barus (Taru Menyan) yang terdapat di Trunyan, di tepi Danau Batur yang jauh.

Ketika mereka sampai di danau itu, saudara perempuan mereka yang paling muda memutuskan untuk tinggal di Pura Dewi Danu dengan tempat keramat yang bernama Ratu Ayu Mas Makateg.

Saudara laki-laki itu meneruskan perjalanan mereka ke sepanjang tepian danau. Yang paling muda tinggal di Kedisan, terpesona dengan suara burung dan dan saudara yang no dua tinggal di Abang Dukuh, karena terpesona bertemu dengan dua orang perempuan.

Saudara laki-laki tertua marah karena sikap  adik-adiknya tidak serius dan tidak menemaninya lebih lanjut. Kemudian ia sendirian melanjutkan misi itu, dan sampailah ia di pohon kapur barus di Trunyan.

Ia mendapati disana tinggal seorang gadis dan saudaranya laki-laki kembarannya yang banci. Mereka merupakan anak-anak dari seorang dewi yang dihamili oleh matahari.

Pangeran itu diliputi oleh syahwat dan meminta izin kepada saudara-saudaranya untuk mengawini gadis itu. Perkawinan itu diperkenankan dengan syarat bahwa tetap tinggal di Trunyan (nyeburin perkawinan dengan kehendak istri) untuk menjadi pendiri desa itu dan menjadi leluhur rakyatnya.

Ia kemudian dikenal oleh orang-orang desa  dengan Ratu Sakti Pancering Jagat dan Istrinya sebagai Ratu Pingit Dalem Dasar.
Post a Comment